Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Liburan Ke Pulau Pari, Kepulauan Seribu


Mumpung ga pulang nih libur idul adha, ada kesempatan nih.JALAN-JALAN.untuk edisi libur kali ini,kita pengen menikmati pesona dan keindahan bawah laut di Pulau Seribu.Mumpung masih di Indonesia, karena begitu banyaknya objek wisata yang menarik, sampai-sampai kita bisa bingung mau kemana? orang-orang pada keluar negri jauh-jauh dan mahal buat jalan-jalan. Selagi dekat,murah dan kualitas yang tidak kalah bagusnya, kenapa harus jauh-jauh dan perlu budget tinggi.


Ya begitulah budaya baru orang Indonesia, ga kece kalo dalam negeri. Ibarat pepatah "Rumput Tetangga selalu tampak lebih Hijau".Seharusnya kita bangga dengan apa yang kita punya, orang lain saja bangga.Siapa lagi yang akan mengagung-agungkan wisata kita,kalo bukan kita sendiri.

Wah..tanpa panjang bercerita masalah wisata ya travelista.kita simak saja perjalanan saya ke Pulau Pari bersama Afdal dan Mirwan.


















Menjadi seorang pecinta jalan-jalan,bukan lah hal yang mudah apalagi dengan cara ngeteng.Butuh keberanian,kecerdasan dan keterampilan tersendiri.Misalnya nego harga atau tanya informasi tentang lokasi yang kita tuju.berwisata juga butuh budget yang tinggi,tapi tidak selalu.selagi kita mampu mengelola perjalaanan kita.Banyak orang berfikir panjang ketika ingin pergi berlibur,baik masalah budget,makanan dan tempat tinggal.menikmati objek wisata yang kita kunjungi punya cara berbeda satu sama lainnya.seperti naik gunung atau kepantai.jika kita kepantai, saat sunset maupun sun rise adalah moment yang ditunggu-tunggu.dan untuk mendapatkan moment yang sesaat itu tentu kita harus siap ditempat.Nah buat tempat yang jauh tentu saja kita harus menginap.

Perjalanan kami ini berangkat dari kos an di Bogor, menurut pengalaman banyak orang sebelumnya,kapal ke Pulau seribu terdia di pagi hari jam 7 an kalau kita naik dari Muara Angke jakarta.Bogor-Jakarta jaraknya lumayan jauh,telat berapa menit saja, Anda akan di tinggal kapal penyebrangan.Oleh krena itu kita jam 4 subuh udah stand by keluar dari kos an.dan enaknya tinggal di Boogor ya ini.Ankotnya 24 jam cuyn "kayak UGD aja".Sesampai di jakrta,nyambung angkot. Dua kali hingga tiba di pasar ikan,muara angke.namanya juga pasar tradisonal, aroma anyir ikan menyengat indera penciuman setiap orang yang memasuki kawasan ini.Ya inilah pengorbanan,perjuangan menuju Pulau pari dengan harga yang serendah-rendahnya.
Maunya sih ke Pulau pramuka,tetapi kita ketinggalan kapal cuma beberapa detik saja, mungkin inilah takdir yang meminta kita untuk ke pulau pari.tapi tidak masalah,dari pada nungu sampe jam 09.30 mending ke Pari aja.
Perjalan ke P.pari cukup lama sekitar satu jam.sekitar pukul 09.15 kami tiba di P.pari.hhhm rasa penat dan ngantuk pun hilang saat kita menginjakkan kaki di pulau yang berpasir putih ini.temen sayapun teringat akan kenalan lama pemilik homestay ketika dia berlibur kesana.tanpa berfikir panjang kami bergegas kesana.
Bernostalgia sembari mengingat kenalan lamanya, tidak sedikit nada-nada menawar itu muncul.Bapak pemilik perahu yang akan kami sewa tengah mengantarkan tamu lain untuk snorkeling.teman saya tidak asing lagi dengan spot-spot bagus di pulau ini, dan kami dia ajak ke Pantai Pasir Perawan.Keidahan pantai dengan pasir putih bak gadis perawan.membuat semua orang terkesima.Utuk menikmati objek wisata ini, kita hanya membayar retribusi sebesar Rp.4000,00 per orangny.Pantainya dipagari oleh sederet pohon mangrove dan ada sederetan perahu kecil sewaan untuk pengunjung.dan kami berfikir sepetinya spot ini cocok untuk tenda kami malam ini.jika kita mendirikan tenda disini bayar lagi Rp.10.000,00 per orangnya.

Setelah puas dengan spot ini,sembari menunggu siang sebelum snorkeling.kami sempatkan diri berjalan kaki keliling pulau.walaupun ada sepeda sewaan,tetapi terasa kurang menikmati kalau tidak jalan kaki,menyusuri pinggir pantai yang cantik ini.
Makan siang pun tiba.setelah makan siang kami bersiap untuk snorkeling melihat keindahan terumbu karang dan ikan-ikan yang begitu beragam.Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan dan patut dicoba.kita menuju perahu dan turun laut sedikit ke tengah.harus diperhatikan bahwa,berenang di laut ga segampang yang kita kira.butuh kemampuan tubuh untuk menyeimbangkan tubuh dari goncangan ombak air laut.snorkeling tidak hanya satu spot saja,tetapi ada beberapa spot lainnya.



Setelah puas bemain dengan ikan-ikan yang cantik,kita bersiap untuk berkeliling ke pulau-pulau lainnya.pantas saja penduduk disini menyebut pulau seribu.memang banyak pulau-pulau kecilnya teman...bertiga di atas kapal nelayan ditambah seorang pemandu,cukup menegangkan juga..ombak yang cukup besar ditambah kapal yang kecil serasa ada uji adrenalin disana..



Malam segera menjelang,kamipun telah selesai mandi.perut kembali terasa lapar.segera kami kembali ke pantai pasir perawan untuk mendirikan tenda dan masak untuk makan malam.walaupun sederhana tapi sensapi sensasi tidur dan berkemah di atas pasir putih dan pinggir pantainya itu yang luar biasa.tidak hanya suara angin laut yang sepoi-sepoi,tetapi suara gitar dan suara anak-anak lainya yang ikut menhabiskan libur panjang mereka pun terdengar.malam itu pun tidak sesepi yang kita bayangkan..dua kaleng sarden ukuran kecil ditambah nasi putih yang kami beli telah habis disantap.perut kenyang matapun mengatuk..bagaimana tidak, semalam kami tidur hanya 2 jam saja,karena mengejar kereta paling pagi.tanpa banyak aktivitas dimalam hari,hanya sebentar main uno dan segelas cappucino kami pun tidur..



Tidak terasa,mataharipun mulai menampakkan diri dari peraduannya.pantai yang surut,membuat pasir putih semakin terliah menjauh ke arah tengah laut.setelah bangun kami pun bersiap-siap dan kembali mengemasi barang-barang untuk kembali ke dermaga.



Sesampai di dermaga,tak satupun kapal yang akan menyebrang.loket pun masih tutup.karena kita berangkat ngeteng,tidak ada perahu sewaan yang siap menanti.tetapi kami harus mengantri demi mendapatkan tumpangan untuk sampai dimuara angke.sembari menunggu,kenalan lama yang menyewakan pearahu datang menghampiri kami dan bertanya terkait kapal kepulangan.Dan ternyata kita harus menunggu agar bisa naik kapan kerapau yang harga nyaR@.42.0000,00.walaupun sedikit mahal dibanding kapal kayu, tapi kecepatannya itu 2x lebih cepat dari kapal kayu.2 jam dengan kapan kayu, dapat ditempuh 1 jam oleh kapal kerapu.

Namun kali ini keberuntungan berada di pihak kami.kami mendapatkan tiket Kerapu walau harus menunggu 2jam.tapi tidak masalah yang penting happy.sebelum menuju angke kamipun diajak berkeliling ke pulau lain,untuk menjemput penumpang lainnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Koleksi-koleksi Museum Perjuangan Bogor yang Tak Ternilai

Siang itu, diakhir pekan kami berencana jalan-jalan namun dengan tema yang beda lagi. Biasanya pada naik gunung atau camping dipinggir pantai. Namun kali ini jalan-jalannya mengunjungi beberapa museum yang ada di Bogor.


Beginilah suasana di dalam museum dengan beragam koleksinya yang sangat unik, langka dan tak ternilai. menurut penjaga atau guide museum ini. seharusnya museum ini dikenal banyak orang, karena museum ini adalah museum tertua dan menjadi cikal bakal berdirinya museum-museum lain di Indonesia.

Semua Senjata yang ada didalam lemari ini masih asli, bahkan keasliannya sangat dijaga hingga sekarang. selain mempunyai makna sejarah, benda-benda ini juga memiliki nilai mistik. konon katanya senjata ini asli dari zaman peran dan adalah hasil rampasan dari sekutu.

ini adalah koleksi mata uang kuno dari zaman VOC, bahkan ada salah satu diantara kolesi ini merupakan uang tertua yang ada, dan tidak dimiliki oleh museum lain.

Selain ada koleksi barang-barang tempo dulu dan senjata, museum ini juga mencoba menghiduokan kembali suasana masa silam melalui sebuah replika kejadian yang memberi kesan hidup pada miniatur tersebut.


ini adalah kondisi lantai dua museum, dan menurut informasi dari guide mengatakan bahwa kondisi ini semakin buruk dengan adanya beberapa bagian atap museum mulai lepas. harapannya pemerintah lebih punya perhatian khusu terkait perawatan situs penting ini.

Beberapa foto tokoh kemerdekaan di pajang di dinding


Lemari ini berisi dokumen dokumen penting dan belum ada yang berani membuka bahkan dilarang dibuka semenjak museum ini berdiri. Tak seorang pun tau apa isi dari masing masing dokumen..



konon katanya foto ini seakan melirik kemana kita pergi.dan memberi kesan hidup pada lukisan ini


ini adalah mesin foto kopi masa itu

Ini adalah benda antik yaitu telepon jaman dulu, yang masih dalam perkembangan awal dan jauh ketinggalan jika dinadingkan dengan alat komunikasi yang ada pada saat ini.

beberapa senjata yang digunakana saat melawean penjajah

ini lah yang paling mengesankan, baju ini sangat asli hingga saat ini. baju terlihat kecoklatan dan sebenarnya itu adalah darah pejuang yang telah mengering. konon katanya baju ini akan memperlihatkan warna darah yang lebih menyala apabila di foto..

















Ibarat kata mutiara mengatakan bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya”. Bagaimana bisa kita menghargai jasa pahlawan tetapi kita sendiri tidak mengenal siapa pahlawan itu dan apa jasa-jasa besarnya. Maka dari itu penting buat kita generasi muda bahwa mengunjungi museum sebagai sarana meningkatkan rasa nasionalisme dan sikap menghargai jasa-jasa para pejuang bangsa ini. Tidak hanya itu, melihat perjuangan para pahlawan tempo dulu maka akan melahirkan semangat baru buat kita para generasi muda untuk mengejar cita-cita maupun hidup berbangsa dan bernegara.
Apalagi melihat situasi dan kondisi bangsa kita saat ini yang terpuruk akibat buruknya moral para pemimpin bangsa. Bangsa ini dijajah oleh pemimpin bangsanya sendiri. Berkaca pada sejarah, maka kita akan melihat dan merasakan semakin menipisnya rasa nasionalisme para pemimpin bangsa kita ini. Pemimpin mana yang mau mengorbankan nasib kepentingan orang banyak diatas kepentingannya sendiri kalau bukan pemimpin saat ini.
 Sayang saja jika sudah masuk akhir masa pendidikan di Bogor, tetapi belum mengunjungi tempat-tempat yang ada di Bogor.
Lebih dari sekedar museum biasa, museum ini mempunyai banyak nilai sejarah maupun nilai edukasi.Museum Perjuangan Bogor didirikan tahun 1957, menyimpan bermacam-macam benda-benda dari senapan yang dipergunakan oleh pejuang, maupun senapan rampasan dari Jepang dan Inggris serta dilengkapi dengan diorama yang menggambarkan pertemuan di daerah Bogor dan sekitarnya.


Latar Belakang dan Sejarah Museum Perjuangan Bogor didirikan atas hasil musyawarah para tokoh pejuang Bogor dengan maksud untuk mewariskan semangat dan jiwa juang serta nilai-nila 45 kepada generasi sekarang dan yang akan datang. Gedung ini dibangun pada tahun 1879 milik seorang pengusaha Belanda yang bernama Wilhelm Gustaf Wissner. Gedung ini diantaranya digunakan sebagai tempat pergerakan nasional pada tahun 1935, tahun 1942 sebagai gudang oleh tentara Jepang untuk menyimpan barang-barang milik intermiran Belanda, dan juga digunakan untuk menyambut dan mempertahankan kemerdekaan RI pada tahun 1945. Pada tanggal 20 Mei 1958 gedung ini dihibahkan dari pemiliknya yang terakhir yaitu Umar Bin Usman Albawahab menjadi Museum Perjuangan Bogor. Koleksi Koleksi museum terdiri dari macam-macam senjata tradisonal dan moderen, mata uang.
Beberapa koleksi yang ada di Museum perjuangan

Fasilitas Ruang pameran tetap, Ruang auditorium, Ruang Penyimpanan koleksi, Ruang administrasi, Toilet dan Peralatan dokumentasi.
Alamat: Jalan Merdeka No.56, Bogor, Jawa Barat Telepon: 0251- 9135879 Faks: 0251- 326377 
Jadwal Kunjungan Sabtu s.d. Kamis, Pukul 09.00-14.00, jumat hari libur. Harga Tiket Dewasa =Rp.3.000,00 Anak-anak =Rp 3.000,00 Rombongan =Discount 20 %
Museum Perjuangan Bogor (MPB) Menyimpan bukti bukti sejarah perjuangan sebelum kemerdekaan di Bogor. Dalam gedung bertingkat dua ini juga tersimpan catatan sejarah perjuangan di Bogor serta sejarah gugurnya pahlawan-pahlawan dari Bogor. Yaitu, Kapten Muslihat, dan Mayor Oking Djaja Atmaja yang namanya kini diabadikan menjadi nama jalan di Bogor.
Museum yang terletak di Jalan Merdeka Bogor ini berada di Pusat Kota Bogor. Dikelilingi oleh jalan-jalan yang memiliki latar belakang sejarah dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Gedung museum ini juga memiliki sejarah yang cukup unik. Dibangun pada tahun 1879, milik seorang pengusaha Belanda bernama Wilhem Gustaff Wissner. Pada tahun 1935, gedung ini dipakai sebagai markas pergerakan Nasional Melawan Belanda (Parindra), dan dikenal dengan nama Gedung Persaudaraan.

Pada tahun 1942, gedung tersebut dipakai untuk gudang penyimpanan barang-barang milik veteran Belanda oleh Pemerintah Jepang. Pada tahun 1945, gedung ini menjadi saksi mati sejarah yang melihat betapa gembiranya masyarakat Bogor mendengar Proklamasi dikumandangkan. Karena berpusat di gedung inilah masyarakat Bogor menyambut kemerdekaan Indonesia. Dalam catatan sejarahnya, gedung ini pernah pula menjadi kantor media massa "Gelora" pada tahun 1958. Bagi masyarakat Bogor maupun siapa saja yang tertarik untuk mengetahui bagaimana sejarah perjuangan kemerdekaan di Bogor, bisa mengunjungi gedung ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

IPA, IPS, Bahasa, ITB, UI, UGM. Makan Tuh Gengsi! (Tips Memilih Jurusan dan Fakultas Studi / Sekolah / Kuliah / Universitas)

X: Lo mau ngambil jurusan apa? IPA ato IPS?
Y: IPA lah! Hare genee masuk IPS? Mau taroh di mana muka gue?
X: Ah elo mah enak pinter, gua keknya ngambil IPS nih, gak masuk nile gue. Kalo lo Z? Lo mau ngambil jurusan apa?
Z: Gue sih pengennya ngambil jurusan bahasa, gua enjoy banget baca yang namanya karya sastra. Tapi gua takut gak dapet kerjaan sih sebenernya. Mau jadi apa gua ngambil jurusan bahasa.
Hampir dua tahun kemudian.
X: Lo jadinya kuliah mau ngambil di mana?
Y: Gua pengen masuk ke Teknik Kimia ITB ah. Keren keknya, lagian kuliah di ITB khan prestis gitu. Kalo lo mau masuk mana?
X: Gua mau masuk Akuntansi UI aja ah, prospek karirnya bagus katanya, bisa cepet jadi orang tajir gue. hehe.
Y: ho.. beda kota donk yah kita berarti? Kalo lo Z? Lo mau masuk ke mana?
Z: Gak tau deh, gua masih bingung. Gak tau gua mau masuk mana.
Kegalauan hampir pasti menjadi bagian dari para siswa SMA di seluruh Indonesia. Dimulai dari pemilihan jurusan IPA, IPS dan Bahasa, sampai ke tahap yang paling galau dari semua kegalauan di zaman SMA:
Mau masuk ke mana, dan ambil jurusan apa pas kuliah nanti?
Melalui tulisan ini, saya akan mencoba untuk memberikan pendapat mengenai fenomena kegalauan ini dari sudut pandang seorang alumni lulusan salah satu universitas teknik negeri yang ada di kota Bandung. Di mana di jurusan ini saya pernah mengalami siksaan batin yang namanya “salah jurusan”, dan mendapat semua kisaran IP yang bisa dibayangkan (yap, saya pernah mendapatkan IP nol-koma), dan pernah hampir di-DO oleh kampus saya.
PARADIGMA PEMILIHAN JURUSAN, GAJI GAJI DAN GAJI!
Sebagai mahluk yang tidak pernah puas dan terus berkembang, adalah sebuah hal yang wajar jika kita selalu mendapatkan penghidupan dan kehidupan yang lebih baik dari waktu ke waktu. Mau bukti? Silahkan kita ingat-ingat kembali. Ketika kita dulu belum punya sepeda, dan hanya jalan kaki ke sekolah, maka kita menginginkan sepeda dengan sangat. Setelah sepeda kita miliki? Berakhirkah ini? Tidak! Kita ingin memiliki motor agar perjalanan kita lebih nyaman. Dan ketika kita telah memiliki motor, maka kita pun ingin memiliki mobil pribadi. See? Manusia adalah mahluk yang tidak pernah puas, dan selalu menginginkan perbaikan di dalam hidupnya.
Begitu pula dengan perihal pemilihan jurusan di dalam dunia pendidikan formal. Pemilihan ini akan selalu dikaitkan dengan potensial kualitas kehidupan di masa depan dari jurusan yang akan dipilih. Dan parameter apa yang paling bisa diukur di dalam kehidupan? Yap! Pendapatan. Gaji, gaji dan gaji! Semuanya dikaitkan dengan potensial lapangan pekerjaan, dan gaji yang bisa diterima oleh lulusan jurusan tersebut. Sehingga teramat sering sebuah diskusi mengenai pemilihan jurusan berakhir dengan kata-kata yang menurut saya sangat menyedihkan, tapi teramat realistis:
Ha??? Serius kamu mau ngambil jurusan itu??? Mau jadi apa ke depannya??? Mau makan apa kamu???
PEMILIHAN JURUSAN DAN PENYAKIT KHAS INDONESIA, GENGSI!
Selain masalah gaji, ada lagi alasan lainnya yang biasanya menjadi alasan pemilihan jurusan: Gengsi! Adalah sebuah hal bodoh yang mengakar di Indonesia bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang gemar pamer. Tidak percaya? Lihat saja betapa masyarakat Indonesia senang memamerkan apapun, mulai dari gelar perkuliahan (ST, dr, MM, MBA, dll), sampai ke gelar keagamaan yang menurut saya seharusnya tidak dipamerkan (Haji). Sehingga tidaklah mengherankan bahwa gengsi ini menjadi salah satu kriteria pemilihan jurusan, dan komentar-komentar bodoh yang memojokkan jurusan seperti di bawah ini umum ditemukan:
Gengsi donk gua masuk kelas IPS!
Masa gua masuk jurusan sastra jawa? Yang bener aja?
Mau jadi apa? Jadi insinyur lah! Keren gitu!
Gengsi, sebuah kebodohan yang menurut saya mengakar dengan sangat kuat di kehidupan masyarakat Indonesia. Gengsi ini begitu mengakarnya, sehingga terkadang passing grade suatu jurusan pun sering menjadi dinding yang secara tak langsung memisahkan kehidupan sosial antar mahasiswa. Terkadang seseorang akan dianggap hebat, dan dipandang sebagai golongan elit apabila dia sanggup masuk ke jurusan yang standar passing grade-nya tinggi. Sehingga adalah hal yang bisa dimaklumi jika para remaja yang memang sedang berada di fase pencarian identitas, dan pengakuan, akan tergiur untuk masuk ke dalam golongan “elit” ini.
PASSION IS THE KEY
Tidak sedikit orang yang memilih jurusan berdasarkan potensial gaji dan gengsi yang berhasil mencapai target dan angan-angan kehidupan yang dulu mereka inginkan. Banyak yang puas dengan hal pencapaian-pencapaian yang telah mereka capai. Akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang merasa tidak puas dan mempertanyakan mengapa meraka bisa menjadi budak uang, dan gengsi. Banyak pula yang pada akhirnya mempertanyakan hal yang kecil tapi cukup menyiksa batin:
Apa yang terjadi jika dahulu saya tidak mengambil jurusan ini, dan mengambil jurusan lainnya seperti minat saya?
Pertanyaan ini akan semakin menguat dari waktu ke waktu, dan menyiksa batin mereka. Mungkin pertanyaan ini akan menghilang sesaat, seiring dengan pembenaran-pembenaran yang kita berikan untuk diri kita sendiri. Akan tetapi pertanyaan tersebut akan timbul lagi, perlahan tapi pasti, menyiksa batin manusia yang memang bersifat rapuh. Mungkin ini terdengar aneh dan mengawang-awang, akan tetapi solusi dari siksaan batin ini hanya 1:
Kejarlah apa yang menjadi passion/minat anda!
Setiap manusia pasti memiliki passion di suatu bidang yang mereka anggap sebagai sesuatu yang merepresentasikan dirinya. Ada orang yang suka menulis, ada yang suka berhitung dan membuat sesuatu, ada pula yang suka menolong orang lain, semua itu sah-sah saja, sepanjang hal itu tidak merugikan orang lain dan menentang hukum yang berlaku, adalah hak setiap manusia untuk melakukan apa yang dia inginkan.
KAPAN KITA TAHU BAHWA SESUATU ADALAH PASSION KITA?
Pertanyaan menarik berikutnya adalah, kapan kita tahu bahwa sesuatu itu adalah passion kita? Menurut saya jawabannya cukup simpel:
Sesuatu adalah passion kita, jika ketika kita mengerjakan hal tersebut, maka waktu akan berlalu dengan cepat. Badan dan pikiran kita pun akan rileks dan enjoy mengerjakannya, entah itu 5 menit, sejam, 5 jam, ataupun seharian, tidak akan ada bedanya. Pada kenyataannya, terkadang kita sama sekali tidak merasa perlu untuk beristirahat, bahkan ketika mengerjakan sesuatu yang pada umumnya orang anggap sebagai sesuatu yang teramat melelahkan.
Terdengar seperti kisah dongeng kah? Ya, memang saya akui ini terdengar berlebihan, tapi inilah kenyataannya. Ketika kita melakukan sesuatu yang kita senangi, maka semua waktu akan berjalan tanpa terasa. Pernahkah kita merasakan seakan-akan kita terbenam ke dalam suatu hal sampai lupa waktu? Seperti itulah kira-kira rasanya menjalankan passion kita. Dan passion inilah sebuah hal yang memungkinkan kita untuk membuat sebuah masterpiece di dalam hidup kita.
PINTAR SAJA TIDAK CUKUP!
Pintar saja tidak akan cukup untuk menghadapi kerasnya hidup ini! Memang tidak semua orang yang mengikuti passionnya berhasil di dalam kehidupan, banyak juga yang hancur dihajar kerasnya hidup. Tapi satu hal yang pasti:
Sebagian besar orang yang sukses di level dunia adalah orang yang mengikuti, dan mengejar passionnya.
Mengapa?
Karena mereka akan memiliki cukup “bahan bakar” untuk mengejar target 10.000 jam di dalam bidang yang mereka tekuni.
Ada apa dengan angka 10.000 jam ini?
Angka 10.000 jam ini adalah sebuah angka yang menurut riset dari Malcolm Gladwell (penulis buku Outliers) merupakan jumlah rata-rata jam kerja yang harus dicapai oleh seseorang untuk dapat menjadi master di sebuah bidang. Dengan asumsi bahwa kita bekerja 9 jam perhari, dan 250 hari dalam setahun, maka kita akan membutuhkan waktu sekitar 4.44 tahun untuk mencapai tahap master di bidang yang kita pilih. Tentu saja kita bisa mengerjakan ini semua, dan menjadi master di suatu bidang, meskipun itu dilakukan tanpa passion. Akan tetapi perjalanan akan berasa jauh lebih ringan jika kita mengejar sesuatu yang kita sukai.
Tidak percaya?
Coba saja tinjau sampel kita yang pertama: Prof Dr. Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau adalah seorang insinyur lulusan RWTH Aachen, salah satu universitas teknik ternama yang berada di negara Jerman. Beliau merupakan salah seorang yang sudah dikenal di dalam dunia teknik, dan pernah pula menjadi presiden di NKRI. Sangkin terkenalnya kepintaran bapak habibie ini, sampai-sampai muncul istilah “otaknya encer kayak habibie”. Akan tetapi benarkah ini semua murni karna kepintarannya? Tidak! Ini semua juga buah dari puluhan ribu jam kerja keras yang beliau jalankan. Di dalam bukunya yang berjudul “Habibie dan Ainun” diceritakan bagaimana beliau sering larut di dalam pekerjaannya, hingga lupa makan dan istirahat. Sangkin seringnya lupa istirahat, dan makan,  sampai-sampai almarhum ibu Ainun sering melemparkan perlengkapan tidur Pak Habibie, dan menguncinya di dalam kamar tempatnya bekerja.
Apa yang sebenarnya membuat beliau tahan bekerja seperti ini? Jelas satu,
Passion terhadap apa yang beliau kerjakan.
PASSION, UANG, DAN KESUKSESAN
Lalu dimana letak uang dan kesuksesan jika kita mengejar sesuatu yang bernama passion ini? Bukankah kita butuh uang untuk hidup? Dan sebagai manusia, kita juga memiliki kebutuhan psikologis untuk dihargai? Mungkin ini akan terdengar omong kosong, tapi percayalah bahwa:
Jika kita mengejar passion kita, maka uang dan kesuksesan akan datang kepada kita dengan sendirinya.
Ya! Uang dan kesuksesan akan datang dengan sendirinya. Ketika kita ahli di dalam suatu hal, maka akan ada orang yang membutuhkan kita. Meskipun itu yang kita kejar merupakan sesuatu yang tidak mainstream di negara kita ini. Pernah saya menonton sebuah liputan di televisi, bahwa ada salah seorang lulusan SD yang gemar menari tradisional, berhasil merantau dan menjadi pengajar tari tradisional  di Amerika Serikat. Saya lupa namanya, tapi sang penari ini diajak untuk mengajarkan seni tari tradisional di Amerika oleh salah seorang turis warga negara Amerika yang sedang menonton pertunjukannya. Dan menariknya adalah, si penari ini tidak bisa bahasa inggris sama sekali pada awalnya! Semua hanya bermodal kecintaan terhadap bidang yang dia lakukan, tari tradisional Indonesia (saya lupa apa nama tariannya).
Jadi tidak usah khawatir,
Orang yang mengejar passion akan selalu memiliki tempat di dunia ini. Mungkin tidak di negeri Indonesia tercinta ini, akan tetapi akan selalu ada tempat untuk mereka, walaupun itu di belahan dunia lainnya.
TERBANGUN DARI DUNIA MIMPI, PASSION VS REALITA KEHIDUPAN
Sebelumnya sudah diceritakan yang indah-indah mengejar passion dan pemilihan jurusan. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keinginan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Sering kita mendapati bahwa mimpi kita terhalang berbagai macam hal, termasuk di antaranya adalah permasalahan finansial, keluarga, dan masalah akademik kita yang tidak memadai. Tanpa berusaha untuk mengecilkan masalah yang dialami, berikut saya coba untuk memberikan pandangan dari solusi yang mungkin untuk masalah-masalah yang mungkin ada. Tentunya yang saya tulis ini akan terlihat lebih mudah dari kenyataanya, karena memang pada dasarnya berbicara itu lebih mudah daripada mengerjakan sesuatu, dan karena memang hanya pemilik masalahnya sendiri lah yang bisa menyelesaikan semuanya, bukan orang luar seperti saya.
1. Masalah Finansial 1 – Biaya Kuliah Tidak Mencukupi
Jika masalah yang dialami adalah masalah biaya kuliah, janganlah menyerah untuk mengejar jurusan yang menjadi passion anda. Pergunakanlah internet dan jaringan yang anda miliki dengan baik, dan carilah informasi tentang beasiswa-beasiswa yang memungkinkan anda untuk melakukan studi di jurusan yang anda inginkan. Saya bukan seorang ahli di bidang beasiswa, tapi
Permasalahan finansial bukanlah sebuah halangan yang tidak bisa ditaklukkan di dalam mengejar mimpi kita.
Saya sendiri mengenal beberapa orang teman kuliah dan SMA saya yang melakukan studi dengan uang dari beasiswa. Dan mereka berhasil menyelesaikan pendidikan S1 mereka.
2. Masalah Finansial 2 – Tulang Punggung Keluarga
Masalah akan menjadi lebih rumit jika ternyata kita harus menjadi tulang punggung keluarga. Saran saya untuk hal ini, dahulukan prioritas yang lebih tinggi. Bagaimanapun juga,
Keluarga harus didahulukan melebihi yang lainnya.
Akan tetapi,
Jangan dulu menyerah terhadap mimpi anda.
Tetap pupuk mimpi anda, dan bergeraklah perlahan untuk menggapainya. Saya sendiri mengenal seorang teman saya yang bisa menjadi tulang punggung keluarga dan masih tetap bisa bersekolah sarjana. Memang akan teramat berat, tapi semua akan berbuah manis pada waktunya.
3. Masalah Akademik – Nilai Tidak Mencukupi
Ini adalah masalah klasik yang biasa dihadapi dalam pemilihan jurusan, nilai yang tidak mencukupi. Entah itu nilai SNMPTN/SPMB (atau apapun namanya itu sekarang), ataupun nilai rapor yang akan digunakan untuk penjurusan IPA/IPS. Jika ini adalah masalah yang terjadi, maka
Amat sangat di”haram”kan untuk menyerah!
Ambillah jalan berputar! Pindahlah ke tempat yang memungkinkan anda untuk masuk ke jurusan yang anda inginkan, atau tunggulah sampai kesempatan berikutnya datang. Saya pribadi berpendapat bahwa lebih baik saya mengulang dan menunggu 1-2 tahun demi hal yang saya senangi, daripada saya harus menjalani suatu hal yang saya tidak suka.
Sekali lagi, tolong lupakan itu yang namanya gengsi, dan terima kekalahan anda seperti orang dewasa. Tetaplah yakin, bahwa di umur 40an (atau mungkin lebih cepat dari itu), anda akan memetik buah dari apa kesabaran anda sekarang. Keep your hope up high, and be patient, really really patient.
4. Masalah Keluarga – Keluarga (Orang Tua) Tidak Mendukung
Satu lagi masalah klasik di dalam pemilihan jurusan (dan juga yang lainnya), keluarga yang tidak mendukung. Jika ini terjadi kepada anda, tetaplah yakini 1 hal, bahwa:
Keluarga anda, terutama bapak dan ibu anda menginginkan yang terbaik untuk anda.
Yang menjadi masalah di sini adalah, kadang semua berjalan tidak sesuai dengan keinginan anda. Dan sepengamatan saya,
Jarang sekali ada orang tua yang benar-benar diktator, dan tidak peduli terhadap apa yang anaknya pikirkan.
Sebagian besar dari mereka hanyalah manusia biasa yang ingin anaknya hidup bahagia, melebihi kebahagiaan yang mereka dapatkan.
Berdasarkan pengalaman saya sendiri, sebenarnya hal ini bisa diselesaikan dengan mengobrol secara serius dan dilakukan dari hati ke hati dengan mereka. Sebagai gambaran, ibu saya adalah seorang dengan pendirian dan didikan yang keras. Banyak target-target yang waktu itu saya anggap aneh yang harus saya jalani tanpa bisa ditawar. Akan tetapi, di luar semua ketegasannya itu, saya berhasil membujuk beliau untuk merestui kepergian saya mengejar mimpi untuk S2 di luar negeri.
Gimana caranya?
Mudah saja,
Saya berbicara dengan lembut kepada beliau tentang mimpi saya, mengapa itu penting untuk saya. Di samping itu, saya juga membuktikan bahwa saya telah mantap untuk mengejar mimpi saya, dan siap untuk menanggung semua resiko yang bisa terjadi di dalam prosesnya.
Dan alhamdulillah beliau pun merestui usaha saya untuk mengejar mimpi S2 di luar negeri. Perlu kiranya kita perhatikan bahwa di dalam membujuk, dan memberikan pengertian kepada keluarga, menunjukkan rasa hormat kita terhadap mereka adalah sesuatu yang penting. Karena bagaimanapun, mereka lah orang-orang yang menjadikan kita ada, dan telah berjasa di dalam hidup kita.
KESIMPULAN
So, apa kesimpulan yang bisa kita ambil dari sini? Pilihlah jurusan yang sesuai dengan minat kita. Lupakan saja itu kedua variabel yang bernama gaji dan gengsi, terlebih jika kita tidak memiliki permasalahan di dalam bidang finansial (yang mengharuskan kita untuk menjadi tulang punggung keluarga). Jadilah orang dewasa, dan pantang menyerahlah di dalam mengejar hal yang menjadi passion kita. Mungkin semuanya tidak akan terbayar dalam waktu yang singkat, akan tetapi yakinlah akan datang suatu hari di mana kita akan memandang ke belakang dengan senyuman, dan berkata:
Untung dulu saya mengejar apa yang menjadi passion saya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS